Wednesday 25 March 2015

Kesehatan | Darah Sopandii Art - Mengenal lebih jelas tentang darah. Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologis. Darah terdiri dari 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Banyaknya volume darah yang beredar di dalam tubuh manusia hanya 8% dari berat badan atau sekitar 5600 cc pada orang yang berbobot 70 kg. dari 5600 cc darah tersebut, sekitar 55% adalah plasma darah dan 45% adalah sel-sel darah.

  • Fungsi darah secara umum :

  1. Mengangkut zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi untuk pembuangan.
  2. Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit.
  3. Mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis.
  4. Menjaga stabilitas suhu tubuh.
  5. Menjaga kesetimbangan asam pada jaringan tubuh untuk menghindari kerusakan.

  • Plasma Darah
Plasma darah adalah bagian darah yang cair. Plasma darah tersusun dari 91,5 % air dan 8,5 % zat-zat terlarut. Sebagian besar plasma darah mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma darah adalah albumin. Protein lainnya adalah antibodi (immunoglobulin) dan protein pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin.

Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga :
-Merupakan cadangan air untuk tubuh.
-Mencegah mengkerutnya pembuluh darah.
-Membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh. Bahkan yang lebih penting, antibody dalam plasma melindungi tubuh melawan benda-benda asing (seperti: virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker), ketika protein pembekuan mengendalikan perdarahan.
-Mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan.

  • Sel-Sel Darah

1. Eritrosit (Sel Darah Merah)

Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf berdiameter kira-kira 8µm, tidak memiliki nukleus, dan langka hidupnya kira-kira 120 hari. Pada pria dewasa normal memiliki 5,4 juta sel darah merah per µL darah. Wanita normal memiliki 4,8 juta sel darh merah per µL darah. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan perbedaan umur.

Setiap butir eritrosit mengandung hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pigmen yang memberi warna merah pada darah. Setiap Hb terdiri dari protein yang disebut globin dan pigmen non-protein yang disebut heme. Setiap heme berikatan dengan rantai polipeptida yang mengandung besi (Fe2+).

Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru membentuk oksihemoglobin, dan membawa karbonmonoksida dari jeringan ke paru-paru.

2. Leukosit (Sel Darah Putih)

Leukosit terdapat di dalam darah manusia dan berjumlah sekitar 5000-10.000 butir untuk setiap µL darah manusia. Leukosit berumur sekitar 12 hari, memiliki nucleus, tidak berwarna (bening), dan menunjukkan gerakan amuboid. Leukosit yang berperan melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh disebut antibodi.

Leukosit dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu granulosit (jika mempunyai granula) dan agranulosit (yang tidak bergranula). Leukosit granulosit dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu neutrofil, basofil, dan eosinofil. Leukosit agranulosit dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu monosit dan limfosit.

a. Neutrofil
Memiliki nukleus yang terdiri dari 2-5 lobus (ruang). Sel-sel ini berukuran 8µm. sebuah sel neutrofil dapat membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan.

b. Basofil
Memiliki nukleus berbentuk S dan bersifat fagosit. Basofil penghasil heparin (mukopolisakarida yang banyak terdapat di dalam hati dan paru-paru) yang mencegah pembentukan thrombus pembuluh-pembuluh darah.

c. Eosinofil
Berbentuk hamper seperti bola, berukuran 9 µm, memiliki nukleus yang terdiri dari 2 lobus dan bersifat fagosit dengan daya fagosit yang lemah. Eosinofil berfungsi sebagai petunjuk adanya keadaan alergis dan helminthiasis (penyakit cacingan).

d. Monosit
Memiliki 1 nukleus besar, berbentuk tapal kuda atau ginjal, berdiameter 12-20 µm. Monosit sebagai makrofag, yaitu pemakan benda-benda asing yang berukuran besar.

e. Leukosit
Berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6-14 µm. Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfosit B (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).

3. Trombosit (Platelet / Keping Darah)

Berbentuk bulat kecil dengan ukuran 2-4 µm, tidak memiliki inti, dan masa hidupnya 5-9 hari. Trombosit dibentuk dalam sumsum tulang dari megakariosit (trombosit yang sangat besar dalam sumsum tulang).

Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Jika suatu jaringan tubuh terluka, trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Pembentukan protrombin sendiri dipengaruhi oleh vitamin K.


GOLONGAN DARAH



Membran eritrosit mengandung 2 antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau antigen tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibodiplasma yang menybabkan penggumpalan aglutinogen disebut agglutinin. Ada 2 macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti A) dan agglutinin B (zat anti B).

Ahli imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokkan golongan darah manusia. Berdasarkan ada tidaknya aglutinogen (antigen A/B), golongan darah dikelompokkan menjadi 4, antara lain :

1. Golongan darah A
Yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan Aglutinin-b dalam plasma darah.

2. Golongan darah B
Yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan agglutinin-a dalam plasma darah.

3. Golongan darah AB
Yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinogen-B, dan plasma darah tidak memiliki agglutinin-a dan agglutinin-b.

4. Golongan darah O
Yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan aglutinogen-B, dan plasma darah memiliki agglutinin-a dan agglutinin-b.

Cara lain dalam mengelompokkan golongan darah adalah dengan menggunakan metode Rhesus (Rh). Terdapat 6 tipe antigen Rh, salah satunya adalah antigen tipe-D yang bersifat sangat antigenik dibandingakan dengan antigen Rh lainnya. Oleh karena itu, orang yang memiliki antigen ini dikatakan memiliki Rh positif. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki antigen-D dikatakan Rh negatif.

Golongan darah AB merupakan reipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditransfusikan kepada semua jenis golongan darah. Akan tetapi, tranfusi darah yang terbaik adalah tranfusi dari golongan darah yang sejenis.


Kelainan dan Penyakit pada Darah
1. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan kekurangan eritrosit (sel darah merah). Hal ini dapat disebabkan karena hilangnya darah secara cepat atau terlalu lambatnya produksi eritrosit.

2. Leukemia
Leukemia adalah produksi leukosit yang bersifat ganas oleh jaringan myeloid (tempat mpembentukan darah). Hal tersebut menyebabkan menurunnya produksi eritrosit, trombosit, dan leukosit normal. Leukemia secara tidak langsung dapat menyebakan kematian. Pengobatannya dapat dilakukan dengan sinar-X, kemoterapi, atau terkadang diperlukan transplantasi sel-sel mieloid.

3. Hemofilia
Hemofilia termasuk penyakit keturunan, kelainan pendarahan yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan sehingga gejala perdarahan sulit dihentikan.

4. Flebitis Superfisialis
Peradangan dan pembekuan darah di dalam suatu vena superfisial (vena permukaan).

5. Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada pembuluh darah koroner (arteri dan vena yang mengalirkan darah dari dan ke jantung).

6. Hipertensi
Secara sederhana seseorang dikatakan menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi jika tekanan darah sistol lebih besar dari 140 mmHg atau tekanan diastole lebih besar dari 99 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistol dan 80 mmHg untuk diastole. Dalam banyak kasus, kedua tekanan tersebut mengalami kenaikan. Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan tersumbatnya arteri di otak yang mengakibatkan stroke, kerusakan otak, bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Sekian Informasi mengenai tentang Darah. Informasi diatas di rangkum dari berbagai sumber. Kurang lebihnya mohon maaf jika terdapat kesalahan informasi. Semoga bermanfaat.



0 comments :

Post a Comment